Perjuangan Kinanti Menggapai Mimpi
Penulis : Iwok Abqary
Cetakan : II, 2010
Penerbit : Dar!Mizan
Tebal : 144 hal
Peresensi : Haya Aliya Zaki
Nasib Kinanti berbeda dari kebanyakan temannya. Ia hidup serba kekurangan. Ayah Kinanti hanya nelayan miskin. Mereka tinggal di pelosok pesisir pantai. Sementara ibu Kinanti telah meninggal dunia. Kinanti memang masih berumur 12 tahun. Tapi karena ibunya tiada, Kinanti mengerjakan pekerjaan rumah tangga semampunya serta membantu menjaga adik-adik, Banyu dan Kirana.
Meski hidup serba kekurangan, Kinanti tidak kenal kata menyerah. Satu hal, ia selalu bersemangat bila hendak berangkat ke sekolah. Sekolah Dasar Cikuya yang sangat dibanggakannya. Padahal sekolah itu kumuh. Jaraknya pun puluhan kilometer dari rumah Kinanti. Bukan cuma itu. Jalanan menuju sekolah jelek sekali. Banyak rawa-rawa dan sebuah jembatan rapuh, harus hati-hati dilalui. Namun ditemani sepeda ontel butut, Kinanti tak pernah absen menuntut ilmu di sekolah. Sepeda ontel ini tempat Kinanti menggantungkan mimpi. Mimpi agar ia diberi kemudahan untuk menempuh perjalanan ke sekolah setiap hari. Mimpi agar ia menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan keluarga.
Suatu ketika, Kirana sakit. Ayah tidak punya uang untuk membiayai pengobatan rumah sakit. Satu-satunya jalan mendapat uang adalah menjual sepeda ontel Kinanti. Tapi kalau sepeda itu dijual, bagaimana Kinanti berangkat ke sekolah? Haruskah ia melupakan mimpi-mimpinya?
Kisah perjuangan Kinanti menggapai mimpi, sangat mengharukan. Dalam novel ini, pesan tentang semangat, perjuangan, dan cita-cita, tergambar kuat. Ohya, pengetahuan kehidupan penyu hijau yang diselipkan penulis, membuat cerita novel ini semakin menarik. Dan pastinya bermanfaat menambah wawasan kita seputar hewan yang terancam punah tersebut. *** Haya Aliya Zaki
2 komentar:
Bukunya dah ngoleksi dong...:p
Sangat memotivasi. Dan ada bahasan tentang kehidupan penyu.
Novi 'Bunda Altidza'
anggota milis pba
Waah makasih banyak ya Nov.
Semoga suka dengan Kinanti :D
Post a Comment