Loading...
Sunday, February 27, 2011

[Dongeng] Sepuluh Cinta untuk Putri Lianel

Sepuluh Cinta Untuk Putri Lianel
Oleh Maria

    Kecantikan Putri Lianel terkenal dimana-mana. Pangeran Ilias pergi ke kerajaan Putri Lianel untuk membuktikannya. Dia sungguh kagum, bahkan Putri Lianel lebih cantik daripada dalam bayangannya. Segera dia meminang putri cantik itu. Sebenarnya Putri Lianel juga terpesona pada Pangeran Ilias yang sangat tampan. Tapi setelah berpikir, dia menjadi ragu. Pangeran Ilias terkenal angkuh dan tidak peduli pada orang lain. Jika begitu, bukankah dia tidak dapat menjadi raja yang baik?
    “Aku akan menerima jika Pangeran bisa memberi sepuluh cinta,” Putri Lianel memberi syarat.
    “Apa maksudnya? Bisakah cinta dihitung?” pikir Pangeran Ilias heran. “Meski cantik, ternyata dia agak aneh,” lanjutnya, meski tetap dalam hati.
    Dengan tersenyum Putri Lianel menjelaskan, “Maksudku, Pangeran harus melakukan sepuluh kebaikan. Mintalah sepuluh orang untuk menceritakannya. Kutunggu Pangeran dan sepuluh orang itu di puri bangsawan Edion sebelum matahari terbenam, tepat tiga bulan dari sekarang.”
    Saat Putri Lianel menjelaskan lagi, Pangeran Ilias tersenyum. “Ah, syarat yang mudah,” pikirnya.
    Ketika bertemu seorang pengemis esoknya, Pangeran Ilias memberikan sebuah kantung uang. Dalam hati dia merasa sayang, Putri Lianel menetapkan kalau kebaikan yang dilakukan tidak boleh sama. Jika tidak, dia bisa memberi uang pada sepuluh pengemis. “Kau boleh menerimanya, tapi kau harus menceritakan kebaikanku pada Putri Lianel.”
    “Oh, jadi anda adalah Pangeran Ilias? Hamba mendengar cerita tentang Pangeran dari percakapan dua orang prajurit. Maaf Pangeran, hamba tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.”
    “Kenapa kau menolak tawaranku?” Pangeran Ilias bertanya gusar.
    “Pangeran, pasti yang dimaksud Putri Lianel adalah kebaikan dari dalam hati. Memberi hamba uang memang sebuah kebaikan. Tapi Pangeran melakukannya dengan tidak tulus, hanya untuk memenuhi permintaan Putri.”
    Pangeran Ilias marah dan mengambil uangnya, lalu mencari orang lain. Tetapi tak ada yang mau memenuhi permintaannya. Rupanya Putri Lianel demikian dicintai, hingga tak ada yang mau berbohong padanya. Dua hari terbuang sia-sia. Karena kesal, dia mengancam seorang pemuda. “Bagaimana saya bisa berkata bahwa Pangeran orang baik? Padahal Pangeran suka mengancam orang lain?”
    Wah, Pangeran Ilias lupa kalau dia tidak berada di kerajannya. Dia tak bisa memerintah atau memaksa siapapun. Sekarang dia mengakui kecerdikan Putri Lianel, kebaikannya harus dilakukan pada rakyat di kerajaan Putri Lianel. Jika tidak, Pangeran Ilias akan pulang ke kerajaannya dan dengan mudah meminta rakyatnya mengatakan yang baik-baik tentangnya.
    Kemarahan Pangeran Ilias kian bertambah. Dia terus berkuda dan tiba di sebuah hutan. Dia terkejut mendapati seorang bapak yang sedang dikejar tiga orang perampok.
    Pangeran Ilias hanya akan membantu jika nyawa bapak tersebut terancam. Tapi kelihatannya para perampok itu hanya berniat mengambil hartanya saja. “Ah, bodohnya aku,” pikirnya tiba-tiba. Segera ditolongnya bapak itu. Dalam sekejap para perampok bisa dipukul mundur dan lari ketakutan. Saat Bapak yang ditolongnya mengucapkan terima kasih, Pangeran Ilias menceritakan permintaan Putri Lianel. Tapi kali ini dia tak menyebut-nyebut nama sang putri, dia sudah jera.
    “Tentu saja saya mau melakukannya,” kata bapak itu. Setelah yakin kalau bapak itu tidak akan ingkar janji, Pangeran Ilias memberi uang untuk biaya perjalanan. Tapi bapak itu menolak.
    Girangnya hati Pangeran Ilias, dia telah menemukan satu cinta. Hari demi hari Pangeran Ilias mengembara di negeri Putri Lianel. Ketika kurang sepuluh hari dari waktu yang dijanjikan, Pangeran Ilias telah melakukan kebaikan kesembilan. Dia menyelamatkan seorang anak kecil yang diculik. Setelah beberapa kali tersesat, berhasil juga dia menemukan orangtua anak tersebut.
    Pertemuan keluarga tersebut begitu mengharukan hati Pangeran Ilias. Tiba-tiba disadarinya, hatinya lebih bahagia dari yang pernah dirasakannya. Kebahagiaan yang tidak berkaitan dengan kedudukannya sebagai pangeran. “Mungkin ini yang disebut ketulusan hati. Bahagia saat orang lain bahagia,” Pangeran menyimpulkan. Di waktu berikutnya, dia tiba kembali di sebuah hutan.
    Pangeran Ilias terkejut saat menemukan seekor rusa luka parah. Sorot mata rusa itu memancing iba. Untunglah, dia membawa obat-obatan yang didapat dari seorang tabib yang pernah ditolongnya. Dengan sungguh-sungguh dia merawat rusa itu. Mungkin jika hal ini terjadi tiga bulan lalu, Pangeran Ilias tega meninggalkan rusa itu sendirian.
    Tak terasa esok adalah waktu perjanjian dengan Putri Lianel. “Kau telah menghilangkan kesempatanku untuk menikah dengan Putri Lianel,” Pangeran Ilias mengelus rusa itu dengan sayang. “Tak apalah, hewan manis sepertimu berhak mendapat kasih sayang.”
    Ketika bangun keesokannya, rusa itu menyentuh Pangeran Ilias dengan kakinya, seolah membangunkannya. “Kau sudah sembuh,” Pangeran Ilias yakin rusa itu akan selamat meski sendirian. Jika berkuda cepat-cepat, mungkin Pangeran bisa tiba tepat waktu di puri bangsawan Edion.
    Tak ada waktu untuk melakukan satu kebaikan lagi, cinta kesepuluh untuk Putri Lianel.
    Pangeran Ilias tiba di tempat bangsawan Edion tepat ketika matahari nyaris terbenam. Dia telah ditunggu Putri Lianel dan sembilan orang yang telah menerima kebaikannya. Tak ada dari sembilan orang itu yang tahu kalau di depan mereka berdiri seorang pangeran dan seorang putri. 
    Satu persatu, kesembilan orang tersebut bercerita pada Putri Lianel. Tak ada yang tahu tentang kebaikan kesepuluh Pangeran Ilias. Dia tak perlu menceritakannya. Pangeran Ilias puas karena telah menerima sesuatu yang lain. Kesembilan orang tersebut telah berkorban untuknya, dengan sukarela datang untuk membantunya. Bahagia rasanya tahu disayangi banyak orang.
    Setelah sembilan orang itu pergi, Pangeran Ilias berpamitan. Tapi Putri Lianel menahannya. “Maukah Pangeran mengantarku ke istana?” Tentu Pangeran Ilias tidak keberatan.
    Perjalanan memakan waktu cukup lama. Puri bangsawan Edion terletak di sisi barat kerajaan, sementara istana terletak di tengah kerajaan. Lagipula sepertinya Putri Lianel sengaja berlambat-lambat. Saat tiba di istana Pangeran Ilias tertegun. Penghuni istana sedang sangat sibuk menyiapkan pesta. Benaknya hanya bisa menduga-duga tentang pesta itu. 
    Esoknya Pangeran Ilias tak bisa menahan penasaran lagi. “Pesta apakah ini?” tanyanya.
    Dayang yang ditanya memandang heran. “Ah, Pangeran bercanda. Tentu untuk pernikahan Putri. Dia memerintahkan seorang pengawal cepat pulang mengabarkan pesta ini.”
    Rupanya Putri Lianel sudah menemukan calon suami lain. Pangeran Ilias sedih sekali mendengarnya. “Selamat untuk pernikahan Putri,” ujarnya saat bertemu Putri Lianel.
    “Pangeran tidak ingin mengetahui siapa calon suamiku?” sepertinya Putri Lianel sengaja menyembunyikan sesuatu. Pangeran Ilias hanya memandang tak mengerti.
    “Tentu saja Pangeran Ilias,” Putri Lianel berkata lembut, menjawab sendiri pertanyaannya.
    Apakah Putri Lianel bercanda? “Tapi aku hanya membawa sembilan cinta.”
    “Tidak. Pangeran membawa sepuluh cinta.”
    “Sepuluh?” ulang Pangeran Ilias bingung. “Dimana cinta ke sepuluh?”
    “Pangeran bersusah payah memenuhi permintaanku. Dengan senang hati aku akan menceritakan kebaikan Pangeran itu. Akulah orang kesepuluh,” jelas Putri Lianel. 
    Selama beberapa saat Pangeran Ilias tetap diam. Mungkin saat dia sudah tidak bingung lagi, dia akan sadar kalau Putri Lianel memilihnya karena dia telah memiliki ketulusan hati. Mungkin nanti dia juga akan merasa beruntung karena mempunyai calon istri seperti Putri Lianel. Bukan karena cantik jelita, melainkan karena mampu mengubah dirinya menjadi baik hati dan peduli pada orang lain.

(Pemenang I Lomba Dongeng Bobo 2005)

0 komentar:

 
TOP