Loading...
Sunday, June 5, 2011

[Cerpen] Payung Batik

Payung Batik
Tethy Ezokanzo
 

    “Nina, bawa payungmu!” teriak Ibu.
    Tapi Nina tidak menggubris, ia bergegas berjalan pura-pura tidak mendengar.
    “Lebih baik kehujanan daripada memakai payung kuno itu,” pikir Nina.
    Benar saja, sepulang sekolah hujan turun dengan deras. Nina memandang teman-temannya yang membuka payung mereka.
    Ah, Amelia memakai payung pink bergambar barbie. Febi memakai payung kuning bergambar pooh. Nina menunduk sedih.
    “Nin, tidak bawa payung?” tanya Amelia.
    “I.. iya lupa,” kata Nina terbata.
    Akhirnya Nina pulang hujan-hujanan. Bajunya basah kuyup.
    “Ibu bilang apa. Musim hujan begini jangan lupa membawa payung,” gerutu Ibu.
    Nina hanya terdiam. Badannya menggigil tapi ia tidak menyesal sama sekali.
    “Terserah kamu pilih mau warna apa,” tunjuk Ibu pada deretan payung-payung.
    Nina menatap payung-payung bermotif batik itu. Ah, semua sama… kuno! Tak ada yang bergambar barbie dan pooh. Bahkan warnanya juga tidak ada yang pink atau kuning. Semuanya berwarna ngejreng merah, biru, atau hijau menyala.
    Ayah Nina memang pengrajin payung batik. Biasanya payung tersebut dijadikan hiasan atau cenderamata. Jadi ketika Nina merengek minta dibelikan payung, tentu saja akan ditolak.
    “Untuk apa beli payung. Ayahmumu kan pembuat payung?” tanya Ibunya heran.
    Esoknya, Ibu kembali menyuruh Nina membawa payung.
    “Pokoknya payung ini harus kamu bawa. Ibu tidak mau melihatmu kehujanan lagi!” katanya tegas.
    Nina meringis. Diam-diam, ia masukkan payung itu ke dalam kresek hitam. Semoga tidak ada yang melihat.
    Ketika pulang sekolah, Nina memilih pulang belakangan.
    “Ayo, pulang,” ajak Amelia.
    “Sebentar ada perlu dulu,” elak Nina.
    Setelah semua teman-temannya pulang, barulah ia membuka payungnya perlahan.
    “Mhh.. malu jika ketahuan pakai payung begini,” gumam Nina.
    Namun, baru juga melangkah…
    “Nin.. Nina… tunggu!” tiba-tiba terdengar suara memanggil.
    Nina menoleh, ternyata Ibu guru memanggilnya.
    “Kamu dapat darimana payung ini?” tanya Ibu guru antusias.
    Nina terkesiap dan wajahnya memerah karena malu, “Ada di ru.. rumah, Bu.”
    “Ibu mencari payung seperti ini sampai keliling pasar, belum nemu juga,” kata Ibu guru.
    Perlahan wajah Nina merona, ternyata Ibu guru bukan hendak mempermalukannya.
    “Oh, Ayah saya membuat payung begini,” kata Nina.
    Ibu guru tampak gembira, “Ayo antar Ibu ke rumahmu. Ibu akan pesan banyak.”
    “Memangnya untuk apa?” tanya Nina heran.
    “Untuk pentas tari. Payung ini akan menjadi hiasan yang indah. Apalagi jika dipakai menari, pentas kita akan unik dan meriah,” jelas Ibu guru.
    “Payung seperti ini memang sudah langka. Apalagi anak-anak sudah tidak suka memakainya,” kata Ibu Nina pada Ibu guru.
    Ibu guru tersenyum, “Makanya saya ingin memperkenalkannya kembali. Ini adalah warisan budaya yang harus kita jaga.”
    Nina terdiam menyimak pembicaraan mereka. Ternyata payung batiknya adalah benda yang istimewa.
    Esoknya Nina tidak ragu lagi memakai payungnya di depan teman-temannya.
    “Wah, payungmu cantiik,” puji Amelia tidak terduga.
    Teman-teman yang lain juga banyak yang memuji.
    “Iya, unik. Tidak ada di pasar nih,” kata Febi.
    “Beli dimana?” tanya yang lain.
    Nina tersenyum lebar menjawab pertanyaan teman-temannya.
    “Aih, coba dari dulu pamer payung ini,” pikir Nina.
    Ia sekarang tidak malu lagi memakai payung batik. Sebaliknya Nina memamerkan payung ini kemana-mana. Pesanan payung untuk ayahnya pun semakin banyak berkat promosi dari Nina.

(Tethy Ezokanzo tinggal di Bandung bersama dengan 4 teman kalian yang lucu-lucu Thoriq, Hasan, Sahira dan Raihana. Kak Tethy sudah menulis lebih dari 25 buku, terutama buku anak. Diantaranya: Komar dan Badut Aritmatika (Erlangga For Kids) dan Kisah Nasrudin Hoja (Kautsar For Kids). Selain itu banyak novel dan cerpen dewasa yang sudah ditulis kak Tethy. Beberapa kali artikelnya juga mejeng di majalah, lho.  Kalau mau kenalan lebih jauh, kunjungi blognya: http://ezokanzo.blogdetik.com)

sumber image : http://www.lucysbatik.com

0 komentar:

 
TOP