Loading...
Wednesday, October 12, 2011

[Cerpen] Tasya sedang Puasa, Bang!

Tasya sedang Puasa, Bang!
Oleh : Chris Oetoyo

Mama membangunkan aku pagi-pagi sekali. Aku masih mengantuk, akan tetapi Mama terus memangil-manggil namaku sampai akhirnya aku benar-benar terbangun. Aku menggosok mata dan menguap, lalu dengan malas pergi ke kamar mandi.
     Aku lihat jam dinding, masih pukul tiga pagi. Aku kaget, tidak biasanya Mama membangunkan aku sepagi ini. Apakah Mama dan Papa mau mengajak ke luar kota seperti minggu lalu?
     “Ayo, kemari Tasya,” panggil Mama dari meja makan begitu aku keluar dari kamar mandi dan aku menurut melangkah ke meja makan. Di meja makan banyak makanan hangat, asapnya mengepul-ngepul. Di sana sudah ada Mama, Papa dan mbak Manda. Mereka sedang bersiap-siap makan.
     “Tasya, hari ini kita mulai berpuasa,” kata Mama.
     Melihat aku yang masih bingung, Papa meneruskan kata-kata Mama. “Orang berpuasa itu harus sahur supaya badannya tidak lemas.”
     Aku mengangguk mengerti. Baru kali ini aku ikut bersama mereka makan sahur.
     Kata Mama aku belum diwajibkan ikut berpuasa karena aku masih kecil. Umurku masih enam tahun. Aku boleh ikut latihan berpuasa tetapi tidak harus sampai sore hari. Sore hari saat ada suara adzan atau beduk di masjid, itulah saatnya orang berpuasa makan. Kata Mama itu namanya buka puasa.
     Aku kemudian makan bersama mereka. Akan tetapi aku tidak bisa makan banyak. Biasanya aku sarapan jam setengah tujuh sebelum berangkat ke sekolah diantar Bik Sumi. Mama dan Papa memaksa aku untuk makan supaya aku tidak lapar nanti siang.
     Dan benar saja, hari belum begitu siang masih pukul sepuluh pagi, aku sudah merasa lapar. Akan tetapi aku tidak berani makan karena kan katanya orang berpuasa tidak boleh makan dan minum. Aku pun hanya menahan lapar sembari tiduran di dalam kamar.
     Berkali-kali aku melihat jam di atas meja belajarku, tetapi rasanya jarum jam begitu lama berputarnya. Aku sampai bosan sendiri melihat jam. Aku ingin cepat sore dan berbuka puasa.
     Tidak terasa, sudah pukul sebelas lewat. Berarti masih tujuh jam lagi menunggu waktu berbuka. Ugh…masih lama sekali. Sementara aku sudah semakin lapar. Apalagi ketika aku mendengar ada Bang Ujang berteriak-teriak menawarkan bakso. Aku melongok dari jendela kamarku. Bang Ujang melihatku dan menawariku bakso.
     “Tasya lagi puasa, Bang!” kataku berteriak sampai akhirnya Bang Ujang pergi sambil mengetok-ngetok kentongan kecilnya. Tok-tok-tok….
     Setelah Bang Ujang pergi, datang Bang Ucup, si penjual es krim. Aku melihat di gerobaknya ada gambar es krim yang enak-enak. Kalau saja aku tidak sedang berpuasa, pasti aku akan membeli es krim Bang Ucup. Dan aku pun berteriak pada Bang Ucup.
     “Tasya sedang puasa, Bang!”
     Jam setengah dua belas. Siang ini begitu panas aku lihat Mama dan Mbak Manda kepanasan. Mereka menghidupkan kipas angin di ruang tengah. Mama dan Mbak Manda sedang menyiapkan masakan untuk berbuka puasa. Papa hari ini kerja dan aku kembali tiduran di kamar.
     Tiba-tiba Mama masuk ke kamarku dan tersenyum melihatku yang sedang tiduran.
     “Orang puasa tidak boleh malas-malasan begitu. Puasa tidak boleh dijadikan alasan untuk bermalas-malasan,” kata Mama. “Ayo bangun, bantuin Mbak Manda tuh,” Mama menyuruhku.
     “Tapi Tasya lapar, Ma…,” kataku sambil memegangi perut.
     “Oh, kamu lapar,” kata Mama. “Ya sudah, sekarang Tasya boleh makan, sekarang sudah pukul dua belas. Hari ini Tasya sudah latihan puasa sampai setengah hari.”
     “Benar, Ma?” aku senang. Kulihat sudah jam dua belas, ada orang adzan di masjid dekat rumah. Aku berlari ke meja makan. Aku makan dengan lahap setelah sebelumnya membaca doa. Dan Mama mendatangiku sambil geleng-geleng kepala.
     “Walaupun Tasya tidak puasa, Tasya tidak boleh makan sembarangan, ya. Kita harus menghargai orang lain yang sedang berpuasa,” kata Mama.
     Aku mengangguk. Kulihat Mbak Manda tersenyum. Kalau sudah besar seperti Mbak Manda nanti, aku juga akan ikut berpuasa sampai selesai, tidak setengah hari seperti sekarang ini. Hi-hi-hi… maaf ya Mbak Manda, maaf ya Mama, maaf ya Bik Sumi. Maaf ya semuanya, Tasya makan duluan.

Dimuat koran Kompas Minggu, 23 Oktober 2005
image taken from : http://studyskills2009.wikispaces.com

0 komentar:

 
TOP