Loading...
Wednesday, October 12, 2011

Proses Kreatif Math Craft

Dini 'Capungmungil' Wardhani

Saya mulai membuat Math Craft sekitar bulan Mei 2009, dua tahun yang lalu. Sungguh perjalanan yang panjang. Naskah ini melewati 3 editor, 2 penerbit dan 2 tahun untuk sampai ke tangan anak-anak Indonesia.  Sebuah tawaran melayang ke meja saya, tidak tepat juga dikatakan demikian karena tawaran itu muncul saat chatting.

"Bu Dini mau menulis?"

Singkat kata, seorang editor bernama Imran Laha menawarkan ke saya untuk membuat buku. Ide awalnya adalah membuat buku bayi alias softbook yang memang selama ini saya geluti melalui capungmungil. Dari obrolan yang ngalor ngidul tersebut muncullah ide membuat buku softbook dalam skala besar. Namun setelah mempertimbangkan banyak hal (bahan, tenaga kerja dan kapasitas produksi), nampaknya ide tersebut cukup muskil untuk direalisasikan sehingga kami pun menundanya.

Tak sengaja seorang kawan (dian yusnita –my best buddy) membelikan saya sebuah buku yang berilustrasikan kain flanel (felt ilustration) yang tak ayal membuat saya jatuh cinta judulnya one moose twenty mice karya clare beaton (www.clarebeaton.com). Saya betul-betul jatuh cinta dengan karya-karya beaton apalagi setelah saya surfing di dunia maya mengenai kiprah beliau menulis buku anak. “Luar biasa”.. antara unik dan tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Ide-ide tulisannya pun sangat menarik walaupun hanya bercerita mengenai hal-hal dasar bagi anak-anak. Beliau kemas dengan sangat unik dan menimbulkan antusiasme saat membacanya

Saya kumpulkan potongan-potongan cerita dan juga gambar (doodling) saya yang dulu hanya sekedar orat-oret tak bertuan.  Dan tercetuslah sebuah naskah bagi batita berjudul Math Craft . disebut math mewakili serial pengenalan logika matematika dan craft memperlihatkan sisi ilustrasinya yang akan dibuat dari patchwork dan kolase flanel. Tak menunggu waktu, saya pun mengajukan sebuah naskah yang tentunya original karya saya sendiri  - clare beaton sangat inspiratif bagi saya-.

Gayungpun bersambut. Mas imran sangat tertarik dengan naskah tersebut. Saya pun diminta membuat 3 atau 4 seri mengenai seri math craft.. dan inilah hasilnya...

Seri  my first math akan terdiri dari 3 cerita yakni

a.      Lets count on the pond
Anak-anak diajak berhitung sederhana dengan mengenali  dan menghitung hewan-hewan apa saja yang ada di kolam.

b.      How high is the hill
Anak-anak diajak mengenal konsep perbandingan (opposite) dalam logika matematika dasar melalui gambar bercerita tentang liburan ke kawasan pedesaan dan hutan

c.      Lets go travelling
Anak-anak diperkenalkan bentuk-bentuk geometri dasar melalui petualangan dengan  berbagai kendaraan.

Namun timbul pertanyaan bagaimana seseorang mau membeli buku ini bahkan muncul pertanyaan mengapa harus membuat ilustrasi dari flanel jika efek flanel bisa diciptakan dengan computer grafis? Tapi saya bersikukuh bahwa Buku ini merupakan boardbook pertama yang akan berilustrasikan flanel. Ini adalah kelebihan seri math craft. Ilustrasinya adalah kekuatannya, selain unik dan jarang buku ini pun penuh warna-warna ceria. Buku ini memuat frase-frase pendek serta illustrasi flanel-kreatif sekaligus cute. Buku ini merupakan buku yang unik dan menonjolkan unsur craft, ilustrasinya dibuat dengan pacthwork. Teknik ini akan terlihat sangat menarik, sebab ilustrasi computer graphic dan sketsa tangan sudah sering dipakai. Di Indonesia, buku dengan ilustrasi dari kain terbilang sangat jarang.

Ilustrasi flanel memberi kesan nyaman dan hangat secara visual bagi anak-anak. Serasa buku buatan sendiri karena menggunakan material yang ditemui sehari-hari seperti kain perca, manik-manik daln sulaman (handmade book).  Anak-anak akan dibawa menikmati perpaduan warna dan bentuk objek dalam isinya yang sangat ceria dan cute, sangat  menarik untuk anak-anak sesuai segment usia yang ditujunya. Belajar jadi serasa bermain, sehingga anak-anak merasa senang

 Akhirnya sang editorpun setuju. Mulailah saya menghabiskan malam demi malam untuk menjahit dan menyulam setiap detail ilustrasi dalam math craft. Saya lakukan sedikit demi sedikit sambil mengasuh dan memberi asi pada kedua anak saya (si kembar). Saya menikmati prosesnya. Jahitan demi jahitan saya buat dengan sepenuh hati. Saya merasa membuat buku bagi si kembar dan berharap mereka berdua (juga anak-anak indonesia yang lainnya) akan jatuh cinta pada buku ini seperti cinta saya kepada mereka.

Pembuatan Math Craft  sebetulnya agak anomali (tidak lazim) karena cerita dan ilustrasinya saya buat sendiri maka saya justru berangkat dari membuat storyboard gambar ilustrasinya baru kemudian membuat jalinan ceritanya.  42 halaman banyaknya.  Rasanya sangat puas  saat buku dan ilustrasinya rampung dikerjakan.


Namun perjalanannya tak semulus yang saya bayangkan saya harus deal dengan penerbit yang tengah mengalami bottle neck dalam proses percetakannya. Sehingga naskah ini pun terlantar hingga desember 2010 saat masa kontraknya berakhir. Ternyata si bidan alias editor saya yang dulu masih antuasias untuk membantu proses lahirnya boardbook ini. Kami membicarakan tidak hanya masalah naskah namun juga masalah promosi dan bagaimana penjualannya. Betul-betul seperti sebuah project. Akhirnya kami putuskan untuk memberikan gimmick yang berupa poster flanel juga untuk menemani adik-adik kecil belajar matematika. Gimmicknya pun saya yang langsung menangani. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa.

Saya merasa bersyukur bahwa Allah memberikan saya kesempatan menulis dan memberi peluang bagi saya untuk bermanfaat bagi anak-anak indonesia.

0 komentar:

 
TOP